Solo, BNP2TKI, Jumat (27/11) – Recruit workers in Remarkable Indonesia, tema yang digadang dalam Employment Bussines Meeting (EBM) yang diadakan Deputi Bidang KLN dan Promosi BNP2TKI di tahun 2015 diselenggarakan di Hotel Royal Heritage, Solo (26/11).
Dalam acara tersebut, Sekretaris Utama BNP2TKI, Hermono mengatakan bahwa kegiatan EBM ini untuk mempertemukan antara pengguna tenaga kerja di negara penempatan dengan pihak-pihak yang mengirimkan TKI.
“Forum ini selain untuk matching kerjasama, juga untuk menjelaskan arah kebijakan mengenai penempatan dan perlindungan TKI."
Dikatakan Hermono bahwa saat ini adalah era dimana tantangan-tantangan kedepan sudah semakin dinamis, untuk itu dirinya mengajak seluruh peserta yang hadir dalam EBM untuk menyamakan pendapat dan mencari solusi bersama agar penempatan dan perlindungan TKI kedepannya menjadi lebih baik.
Di tengah persaingan dengan Negara-negara lain untuk mengisi peluang kerja di negara-negara penempatan, tantangan bagi Indonesia adalah melakukan pembenahan agar proses penempatan lebih baik, cepat dan efisien serta menyiapkan standar kompetensi tenaga kerja yang lebih baik agar lebih diutamakan mengisi peluang-peluang kerja formal di luar negeri.
BNP2TKI saat ini telah melakukan rating PPTKIS untuk menjamin agar tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri itu diseleksi sebaik mungkin baik calon TKInya maupun PT/perusahaan yang memberangkatkan.
Saat ini proporsi perbandingaan antara penempatan TKI Formal dan Non formal itu sudah seimbang, bahkan angka penempatan TKI Non Formal sudah semakin kecil dibandingkan TKI Formal.
Indonesia sering kalah bersaing di kemampuan berbahasa asing, saat ini Indonesia masih unggul di sektor domestik, tapi kedepannya Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan penempatan Tenaga Kerja untuk mengisi sektor rumah tangga sebagai PLRT, pemerintah sudah memutuskan bahwa PLRT ini pada saat ini harus dihentikan.
“Mereka yang sekarang ini mengisi sektor PLRT harus diupgrade kompetensinya agar dapat masuk ke sektor yang semi skill, namun tidak dapat di stop begitu saja tapi harus ada solusi dan strategi alternatifnya,” ungkap Hermono.
Para pengguna di negara penempataan tentu akan melihat persaingandengan TK dari negara lain selain Indonesia, mereka akan melihat dari sisi biaya dan keahlian. tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana menjadi sumber tenaga kerja alternative.
“Kalau tidak disiapkan dengan lebih baik dan cepat maka kita akan ketinggalan, negara yang mampu bersaing itulah yang akan survive” jelasnya.
Kegiatan EBM ini menghasilkan total permintaan tenaga kerja sebanyak 80.406 orang, yang datang dari 19 perusahaan. Lima perusahaan dengan permintaan terbanyak seperti CLAB, Sime Darby Plantation SDN BHD, Shin Yang Playgroup, SALCRA, dan Felda Global Venture, dengan sumber permintaan yang berasal dari 11 sektor yakni, finance, admin and marketing, plantation, forest, construction, factory, manufacture, engineering, hospitality, IT dan shipping.*** (Humas DH/SD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar