Wonosobo:Permasalahan yang dialami Tunia, TKW lumpuh asal Indramayu yang “dibuang” oleh sopir travel yang mengantarkannnya dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, menunjukkan Terminal 2 bandara itu belum aman.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto menilai kebijakan pemindahan pintu keluar untuk TKI yang digabungkan dengan pintu keluar umum, merupakan kebijakan yang kurang tepat. Menurutnya, yang bermasalah pada pintu keluar khusus TKI sebelumnya bukan pada tempatnya, melainkan oknumnya.
“Dipindah kemana pun pintu keluarnya, kalau oknumnya yang tidak diberantas, maka kejadian pemerasan akan sering terjadi,” kata Hari saat menghadiri acara Jambore Desa, di Desa Wulungsari, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (15/12/2015).
Menurut Hari, kejadian yang menimpa Tunia tidak akan terjadi jika oknum-oknum yang selalu memanfaatkan TKI di sekitar bandara sudah diberantas. Tunia menggunakan jasa travel bandara saat tiba dari Arab Saudi dalam keadaan lumpuh. Bukannya diperlakukan dengan baik, Tunia malah diturunkan di tengah jalan dan dirampas uangnya oleh sopir.
“Di Bandara kan ada helpdesk untuk TKI, seharusnya mereka mengarahkan ke travel yang bisa dipertanggungjawabkan. Kejadian ini membuktikan terminal 2 belum aman untuk para TKI,” kata Hari.
Hari mengaku sering mendapatkan laporan dan keluhan dari masyarakat terkait oknum-oknum nakal yang masih merugikan TKI di Terminal 2. Ia berharap instansi terkait serius melihat persoalan ini sehingga TKI menjadi nyaman pulang ke negaranya sendiri.
“Jangankan di luar negeri, di negeri sendirinya saja tidak nyaman. Pemerintah harus bisa memperbaiki ini secepatnya,” kata Hari.
UWA
Sumber : metrotvnews.com