Kamis, 29 Oktober 2015

Tentang Garda BMI

"We are not slave we are workers" Slogan ini bukan sekedar slogan tertulis yg hanya bisa menjadi fatamorgana di antara gegap gempitanya kasus2 yg menimpa kebanyakan BMI/TKI oleh para majikannya yg tidak patuh terhadap kontrak kerja yg selazimnya. Slogan ini yg kemudian menjadi Slogan di dalam Hati Nurani para BMI untuk terlepas dari kekerasan dan penindasan pelanggaran kontrak dan perdangan orang.... Di Negara Brunei Darussalam, terdapat kisaran akumulatif jumlah BMI sebanyak 70.000,tidak termasuk yg keluar masuk secara informal, rentan terjadi pelanggaran kontrak dan tindak kekerasan secara fisik dan moril kepada para BMI terutama yg bekerja sebagai "Amah" maupun mereka yg bekerja sebagai pelayan restaurant, yg acap kali tidak mendapatkan hak cutinya dalam stiap minggu, bahkan ada yg setahun dan sampai habis kontrak tidak mendapatkan libur sama sekali disamping mereka dituntut untuk bekerja lebih dari 10-12ham sehari,lain lagi yg dialami BMI yg bekerja di sektor konnstruksi,dmna kebanyakan mereka tidak mendapatkan akomodasi yg selayaknya... Kurangnya Perhatian dari lembaga otoritas pemerintah RI,atas kasus2 tersebut dan telah terjadi skian lama seolah terbiar dan menjadi akut, munculah gerakan-gerakan sosial untuk mencoba perduli dengan sesama BMI, muncul komunitas-komunitas  BMI untuk mencoba mengatrol dan membantu sedaya upaya agar bisa mengentaskan permasalahan-permasalahan yg sangat mendasar di alami oleh para BMI yg kurang b beruntung nasibnya. Dalam perjalanannya tidak banyak yg bisa diperbuat oleh komunitas-komunitas tersebut dikarenakan minimnya support dari otiritas birokrasi RI yang seharusnya bisa bekerja sama untuk saling membantu untuk mengangkat harkat dan martabat NKRI di negeri rantau, tapi apalah daya komunitas2 ini hanya dipandang sebelah mata, diampai terbiar begitu saja tanpa dirangkul dan dibawa bermusyawarah oleh otoritas birokrasi yg ada, acap kali komunitas2 ini dicibir dan dipojokan gerakan ilegal karena tidak mempunyai payung hukum dan tidak terdaftar di senarai organisasi syah dalam otority Negara Brunei Darussalam. Perlu diketahui juga di antara berjamurannya komunitas2 BMI tersebut bahwasanya sudah terdapat satu organisasi resmi yg sudah 25 tahun berkiprah, tapi sangat disayangkan keberadaannya belum bisa merangkul dan menyentuh permasalahan yg di alami BMI, Berawal dari sekumpulan tokoh BMI yg tergabung dalam timses Relawan Jokowi dengan landasan "REVOLUSI MENTAL"  terbentuklah inisiatif menyatukan smua komunitas2 yg ada kedalam satu wadah dan mempunyai dasar advokasi. Niatan dan itikad yg bak bersambut gayung ketika ada tawaran untuk dibentuk satu wadah gerakan BMI oleh tokoh PKB, yaitu untuk membentuk GARDA BMI di Negara Brunei Darussalam. Terus simak kelanjutan aktivitas dan siapa saja juga apa saja yg telah dan akan terjadi setelah terbentuknya GBMI... akan saya kupas di tulisan saya berikutnya.. Salam BMI dukung #Save BMI/BMI bersatu. Posted by: GARDA BMI BRUNAI DARUSSALAM http://kabarserantau.info/tentang-kami/tentang-garda-bmi

Tidak ada komentar: