Menyampaikan pidato utama, Sri Agustina, sekretaris jenderal Departemen Perdagangan Indonesia, mengatakan: “Berdasarkan proyeksi pertumbuhan Bank Dunia, ekonomi global diproyeksikan meningkat 2,6 persen pada 2016 dan terus meningkat menjadi 3,1 persen pada 2017-18 . Kami berharap angka ini sebagai indikator untuk ekonomi dunia yang lebih baik di masa depan, dan kita dapat mengambil keuntungan dari itu dengan memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.
“Hingga Februari 2016, kinerja ekspor non-minyak dan gas Indonesia melambat, ditunjukkan dengan penurunan sebesar 9,89 persen dibandingkan dengan nilai ekspor tahun lalu. Namun, ada beberapa produk yang memiliki pertumbuhan ekspor yang menjanjikan mulai dari 1 sampai 20 persen seperti suku cadang otomotif, perhiasan, alas kaki, garmen, kopi, teh dan rempah-rempah serta produk lainnya seperti kakao, besi dan baja, dan makanan olahan. ”
Sri Agustina melanjutkan: “Sehubungan dengan masalah ini dan untuk mendukung pengembangan ekspor nasional, Kementerian Perdagangan Indonesia telah menerapkan beberapa strategi:
Pertama, diversifikasi pasar ekspor dan produk dengan mengembangkan nilai tambah produk dan meningkatkan daya saingnya. Kedua, melaksanakan promosi melalui misi dagang, pameran, promosi di dalam toko dan mendirikan pusat promosi di beberapa kota utama di seluruh dunia termasuk Jeddah.
Ketiga, meningkatkan peran lobi dan diplomasi perdagangan dengan negara-negara lain baik dalam skema bilateral, regional, maupun multilateral. Terakhir, mendukung pembangunan infrastruktur untuk pengembangan rantai distribusi produk.
“Pada 2016, dengan semua strategi yang diambil oleh pemerintah dan partisipasi aktif dari pengusaha Indonesia, kami optimis bahwa pertumbuhan ekspor dapat didorong untuk naik menjadi 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Agustina
Sumber: Saudigazette
Tidak ada komentar:
Posting Komentar